[LOUNGE] Ngalor Ngidul CurHat

Aku mau cerita.. Ada sebuah kisah hidup yg menyentuh aku. Entah menyentuh karena punya sedikit latar belakang pernah mengalami hal sama atau karena lain hal.. Pokoknya begitu.


Jadi gini.. sebenarnya aku sudah nonton ini sejak awal mula rilis 1 tahun lalu. Dokumenter tentang keseharian seorang artis LN yang sudah meninggal karena bunuh diri ga lama setelah Dokumenter tsb rampung.


Artis ini sebenarnya punya tabiat yg cerita, menyenangkan dan selalu berpositif thinking dengan orang lain.. Sampai pada akhirnya dia sudah kehilangan harapan dan kepositifan terhadap orang2 yg sudah di upayakan percaya berulangkali.

Kenapa begitu?
Entah lah, seringkali ditemukan dan fakta berseliweran yg netizen negeri sana juga negeri kita tau, kalau artis tersebut punya image ga bagus menurut ekspektasi netizen2 yg berharap semua artis dapat berperilaku bersahaja anti celah. Ditambah lah anti fans memperparah isue juga omongan2 yg ga bagus..

Padahal perkara akhir paling bold netizen2 toxic hakimi hanya karena dia ga make bra dan di ciuman dengan pacarnya.
Kalau bagi lingkungan LN sekalipun itu Asia, ya menurut ku... Ya apa sih yg begitu sampai di cerca bertubi2?

Soal make bra atau engga ya itu urusan orang lah, cape dan ga nyaman keles make bra seharian mau bagaimanapun sizenya.

Lalu yg kedua soal dia ciuman dengan pacarnya.
So what?
Di negara artis tsb, tinggal bareng, ML before marriage hingga tekdung duluan sebelum nikah aja udah biasa ko.
Kenapa masih repot dengan budaya yg udah ga tabu lagi di negara mereka?
Lgpl kan ga ngedrugs ini, yg lebih parah drpd 2 hal tsb.



Entah bagaimana rangka dokumenter ini dibuat.
Yang jelas, entah kenapa ada beberapa part yg meaning banget. Khususnya pada Eps.1 dan Eps.2 di closing..

Di Eps. 2 ini sih yg meaningnya nyesek banget..
Jadi ada sebuah kamera yg emang daya-nya itu cukup untuk 1 hari full. Dan di pengunjung hari seperti sebelum tidur misalnya, kameran tsb akan mati secara otomatis karena baterai habis.


Nah, pada momentum itu lah sebelum Eps.2 berakhir..
Dia menghitung dan berkata. .. "5, 4, 3, 2, 1"
"Ho? Apa ini? Ko tidak mati? Bukan kah biasanya sudah mati, ah... mungkin aku dapat lakukan lebih lagi."



Kata yg aku bold dan garis bawahi itu seperti tanda ke dirinya sendiri, untuk menyemangati dirinya sekali lagi untuk lakukan hal yg sama seperti sebelumnya..
Percaya kepada orang2, berpositif thinking dan terus jalanin hidup saja dengan orang yg support/suka dan tau diri kita seperti apa.

Sampai2 di opening dokumenter tersebut sang Narator bilang begini.
"Jika dalam 12 Eps ini kalian berubah pikiran tentang (nama artis tsb), genggam tangannya dan katakan maaf jika kalian bertemu atau hadir di acara ybs."


Kan gila banget gitu, ibaratnya kayak si Artis tsb semacam request ingin kerjasama dengan beberapa orang dan Stasiun TV dimana acara itu di tayangkah.. untuk membuat acara tersebut sebagai langkah akhir si Artis sebelum memutuskan secara mutlak mengakhiri semuanya dengan cara mengakhiri hidupnya juga.


Ya tragis dan ironinya masyarakat dunia dimana2 pasti ada aja yg seperti itu. Padahal lelah loh untuk percaya dan bangkit berulangkali cuma untuk ga kesepian dan mendapatkan teman dekat untuk bicara.

Ada sesi shoot dimana dia interview secara alami seperti ngobrol di sebuah resto dengan Managernya.
Disitu dia bilang kalau sebagian teman dekatnya menjauhi dan bahkan pergi dari hidupnya.. Karena takut kena hujatan juga.

Namun, emang dasarnya orang baik ya.. Dia ganti kalimat karena takut tsb dengan gini..
"... dapat dimengerti mereka sama lemahnya seperti aku, makanya mereka sadar sedari awal kalau tidak dapat menghandle 2 hal, yaitu aku dan dirinya sendiri jika terkena hujatan yg sama intense nan beratnya seperti ke diriku.."

Lebih gila lagi kan?
Jelas gila loh, dia yg butuh pertolongan dan toleransi dari orang2 malah dia yg terus2an menoleransi orang2 disekitarnya kenapa mereka berlaku begitu.
Sepositif itu loh, disaat mental dia pun sudah diambang batas.

Dan di akhir kata, dia bilang..
"Walaupun begitu aku tetap bersyukur, karena selalu dipertemukan oleh orang2 baik dan itu membuat ku lebih baik sekaligus bahagia sejenak.
Jadi aku tidak lupa bagaimana bahagia itu, wlwpn aku tidak bisa merasakan bahagia."



Sebenarnya orang seperti dia itu orang yg baik dan positif banget tentunya dengan mental yg kuat.
Tapi orang seperti dia pun bisa berakhir seperti itu kan benar2 keterlaluan sekali orang2 yg mempunyai lisan tajam nan lelucon yg tak berdasar.


Sayangnya, klo udah kesepian di tambah depresi dan mendapat judgement tiada hentinya seperti itu benar2 sudah ga dapat dengan mudah keluar dari pola juga zona kelam seperti itu.
 
di gc ini yg gak bisa tuh copas. cubaen tah bu. copy komen sembarang ng kene.

kalau disadur, ditulis ulang ya masih bisa sih,


nah ini udah dijelaskan tante @Valkyrie_Freya

Oh... Aku baru paham Gaes tadi nyoba ketika ngetik cerita barusan. Ku copas dikit atau banyak ga bisa alih2 untuk mencegah keapus udah ngetik panjang2 karena jariku pecicilan. 😆
 
Aku mau cerita.. Ada sebuah kisah hidup yg menyentuh aku. Entah menyentuh karena punya sedikit latar belakang pernah mengalami hal sama atau karena lain hal.. Pokoknya begitu.


Jadi gini.. sebenarnya aku sudah nonton ini sejak awal mula rilis 1 tahun lalu. Dokumenter tentang keseharian seorang artis LN yang sudah meninggal karena bunuh diri ga lama setelah Dokumenter tsb rampung.


Artis ini sebenarnya punya tabiat yg cerita, menyenangkan dan selalu berpositif thinking dengan orang lain.. Sampai pada akhirnya dia sudah kehilangan harapan dan kepositifan terhadap orang2 yg sudah di upayakan percaya berulangkali.

Kenapa begitu?
Entah lah, seringkali ditemukan dan fakta berseliweran yg netizen negeri sana juga negeri kita tau, kalau artis tersebut punya image ga bagus menurut ekspektasi netizen2 yg berharap semua artis dapat berperilaku bersahaja anti celah. Ditambah lah anti fans memperparah isue juga omongan2 yg ga bagus..

Padahal perkara akhir paling bold netizen2 toxic hakimi hanya karena dia ga make bra dan di ciuman dengan pacarnya.
Kalau bagi lingkungan LN sekalipun itu Asia, ya menurut ku... Ya apa sih yg begitu sampai di cerca bertubi2?

Soal make bra atau engga ya itu urusan orang lah, cape dan ga nyaman keles make bra seharian mau bagaimanapun sizenya.

Lalu yg kedua soal dia ciuman dengan pacarnya.
So what?
Di negara artis tsb, tinggal bareng, ML before marriage hingga tekdung duluan sebelum nikah aja udah biasa ko.
Kenapa masih repot dengan budaya yg udah ga tabu lagi di negara mereka?
Lgpl kan ga ngedrugs ini, yg lebih parah drpd 2 hal tsb.



Entah bagaimana rangka dokumenter ini dibuat.
Yang jelas, entah kenapa ada beberapa part yg meaning banget. Khususnya pada Eps.1 dan Eps.2 di closing..

Di Eps. 2 ini sih yg meaningnya nyesek banget..
Jadi ada sebuah kamera yg emang daya-nya itu cukup untuk 1 hari full. Dan di pengunjung hari seperti sebelum tidur misalnya, kameran tsb akan mati secara otomatis karena baterai habis.


Nah, pada momentum itu lah sebelum Eps.2 berakhir..
Dia menghitung dan berkata. .. "5, 4, 3, 2, 1"
"Ho? Apa ini? Ko tidak mati? Bukan kah biasanya sudah mati, ah... mungkin aku dapat lakukan lebih lagi."



Kata yg aku bold dan garis bawahi itu seperti tanda ke dirinya sendiri, untuk menyemangati dirinya sekali lagi untuk lakukan hal yg sama seperti sebelumnya..
Percaya kepada orang2, berpositif thinking dan terus jalanin hidup saja dengan orang yg support/suka dan tau diri kita seperti apa.

Sampai2 di opening dokumenter tersebut sang Narator bilang begini.
"Jika dalam 12 Eps ini kalian berubah pikiran tentang (nama artis tsb), genggam tangannya dan katakan maaf jika kalian bertemu atau hadir di acara ybs."


Kan gila banget gitu, ibaratnya kayak si Artis tsb semacam request ingin kerjasama dengan beberapa orang dan Stasiun TV dimana acara itu di tayangkah.. untuk membuat acara tersebut sebagai langkah akhir si Artis sebelum memutuskan secara mutlak mengakhiri semuanya dengan cara mengakhiri hidupnya juga.


Ya tragis dan ironinya masyarakat dunia dimana2 pasti ada aja yg seperti itu. Padahal lelah loh untuk percaya dan bangkit berulangkali cuma untuk ga kesepian dan mendapatkan teman dekat untuk bicara.

Ada sesi shoot dimana dia interview secara alami seperti ngobrol di sebuah resto dengan Managernya.
Disitu dia bilang kalau sebagian teman dekatnya menjauhi dan bahkan pergi dari hidupnya.. Karena takut kena hujatan juga.

Namun, emang dasarnya orang baik ya.. Dia ganti kalimat karena takut tsb dengan gini..
"... dapat dimengerti mereka sama lemahnya seperti aku, makanya mereka sadar sedari awal kalau tidak dapat menghandle 2 hal, yaitu aku dan dirinya sendiri jika terkena hujatan yg sama intense nan beratnya seperti ke diriku.."

Lebih gila lagi kan?
Jelas gila loh, dia yg butuh pertolongan dan toleransi dari orang2 malah dia yg terus2an menoleransi orang2 disekitarnya kenapa mereka berlaku begitu.
Sepositif itu loh, disaat mental dia pun sudah diambang batas.

Dan di akhir kata, dia bilang..
"Walaupun begitu aku tetap bersyukur, karena selalu dipertemukan oleh orang2 baik dan itu membuat ku lebih baik sekaligus bahagia sejenak.
Jadi aku tidak lupa bagaimana bahagia itu, wlwpn aku tidak bisa merasakan bahagia."



Sebenarnya orang seperti dia itu orang yg baik dan positif banget tentunya dengan mental yg kuat.
Tapi orang seperti dia pun bisa berakhir seperti itu kan benar2 keterlaluan sekali orang2 yg mempunyai lisan tajam nan lelucon yg tak berdasar.


Sayangnya, klo udah kesepian di tambah depresi dan mendapat judgement tiada hentinya seperti itu benar2 sudah ga dapat dengan mudah keluar dari pola juga zona kelam seperti itu.

Kyk prnah dnger.. ini yg dri negri ginseng itu y teh pal...
Ya itulah mengapa kdang sy seneng bisa bantu temen mskpn hnya skdr jdi pendengar tmptny berkeluh kesah...
krn trkdg ssuatu yg di simpan sndri, suatu saat bs jd bom wktu klo tdk bs mngndalikn dri
 
  • Like
Reactions: B-K
Aku mau cerita.. Ada sebuah kisah hidup yg menyentuh aku. Entah menyentuh karena punya sedikit latar belakang pernah mengalami hal sama atau karena lain hal.. Pokoknya begitu.


Jadi gini.. sebenarnya aku sudah nonton ini sejak awal mula rilis 1 tahun lalu. Dokumenter tentang keseharian seorang artis LN yang sudah meninggal karena bunuh diri ga lama setelah Dokumenter tsb rampung.


Artis ini sebenarnya punya tabiat yg cerita, menyenangkan dan selalu berpositif thinking dengan orang lain.. Sampai pada akhirnya dia sudah kehilangan harapan dan kepositifan terhadap orang2 yg sudah di upayakan percaya berulangkali.

Kenapa begitu?
Entah lah, seringkali ditemukan dan fakta berseliweran yg netizen negeri sana juga negeri kita tau, kalau artis tersebut punya image ga bagus menurut ekspektasi netizen2 yg berharap semua artis dapat berperilaku bersahaja anti celah. Ditambah lah anti fans memperparah isue juga omongan2 yg ga bagus..

Padahal perkara akhir paling bold netizen2 toxic hakimi hanya karena dia ga make bra dan di ciuman dengan pacarnya.
Kalau bagi lingkungan LN sekalipun itu Asia, ya menurut ku... Ya apa sih yg begitu sampai di cerca bertubi2?

Soal make bra atau engga ya itu urusan orang lah, cape dan ga nyaman keles make bra seharian mau bagaimanapun sizenya.

Lalu yg kedua soal dia ciuman dengan pacarnya.
So what?
Di negara artis tsb, tinggal bareng, ML before marriage hingga tekdung duluan sebelum nikah aja udah biasa ko.
Kenapa masih repot dengan budaya yg udah ga tabu lagi di negara mereka?
Lgpl kan ga ngedrugs ini, yg lebih parah drpd 2 hal tsb.



Entah bagaimana rangka dokumenter ini dibuat.
Yang jelas, entah kenapa ada beberapa part yg meaning banget. Khususnya pada Eps.1 dan Eps.2 di closing..

Di Eps. 2 ini sih yg meaningnya nyesek banget..
Jadi ada sebuah kamera yg emang daya-nya itu cukup untuk 1 hari full. Dan di pengunjung hari seperti sebelum tidur misalnya, kameran tsb akan mati secara otomatis karena baterai habis.


Nah, pada momentum itu lah sebelum Eps.2 berakhir..
Dia menghitung dan berkata. .. "5, 4, 3, 2, 1"
"Ho? Apa ini? Ko tidak mati? Bukan kah biasanya sudah mati, ah... mungkin aku dapat lakukan lebih lagi."



Kata yg aku bold dan garis bawahi itu seperti tanda ke dirinya sendiri, untuk menyemangati dirinya sekali lagi untuk lakukan hal yg sama seperti sebelumnya..
Percaya kepada orang2, berpositif thinking dan terus jalanin hidup saja dengan orang yg support/suka dan tau diri kita seperti apa.

Sampai2 di opening dokumenter tersebut sang Narator bilang begini.
"Jika dalam 12 Eps ini kalian berubah pikiran tentang (nama artis tsb), genggam tangannya dan katakan maaf jika kalian bertemu atau hadir di acara ybs."


Kan gila banget gitu, ibaratnya kayak si Artis tsb semacam request ingin kerjasama dengan beberapa orang dan Stasiun TV dimana acara itu di tayangkah.. untuk membuat acara tersebut sebagai langkah akhir si Artis sebelum memutuskan secara mutlak mengakhiri semuanya dengan cara mengakhiri hidupnya juga.


Ya tragis dan ironinya masyarakat dunia dimana2 pasti ada aja yg seperti itu. Padahal lelah loh untuk percaya dan bangkit berulangkali cuma untuk ga kesepian dan mendapatkan teman dekat untuk bicara.

Ada sesi shoot dimana dia interview secara alami seperti ngobrol di sebuah resto dengan Managernya.
Disitu dia bilang kalau sebagian teman dekatnya menjauhi dan bahkan pergi dari hidupnya.. Karena takut kena hujatan juga.

Namun, emang dasarnya orang baik ya.. Dia ganti kalimat karena takut tsb dengan gini..
"... dapat dimengerti mereka sama lemahnya seperti aku, makanya mereka sadar sedari awal kalau tidak dapat menghandle 2 hal, yaitu aku dan dirinya sendiri jika terkena hujatan yg sama intense nan beratnya seperti ke diriku.."

Lebih gila lagi kan?
Jelas gila loh, dia yg butuh pertolongan dan toleransi dari orang2 malah dia yg terus2an menoleransi orang2 disekitarnya kenapa mereka berlaku begitu.
Sepositif itu loh, disaat mental dia pun sudah diambang batas.

Dan di akhir kata, dia bilang..
"Walaupun begitu aku tetap bersyukur, karena selalu dipertemukan oleh orang2 baik dan itu membuat ku lebih baik sekaligus bahagia sejenak.
Jadi aku tidak lupa bagaimana bahagia itu, wlwpn aku tidak bisa merasakan bahagia."



Sebenarnya orang seperti dia itu orang yg baik dan positif banget tentunya dengan mental yg kuat.
Tapi orang seperti dia pun bisa berakhir seperti itu kan benar2 keterlaluan sekali orang2 yg mempunyai lisan tajam nan lelucon yg tak berdasar.


Sayangnya, klo udah kesepian di tambah depresi dan mendapat judgement tiada hentinya seperti itu benar2 sudah ga dapat dengan mudah keluar dari pola juga zona kelam seperti itu.
images

selamat siyang
 
Aku mau cerita.. Ada sebuah kisah hidup yg menyentuh aku. Entah menyentuh karena punya sedikit latar belakang pernah mengalami hal sama atau karena lain hal.. Pokoknya begitu.


Jadi gini.. sebenarnya aku sudah nonton ini sejak awal mula rilis 1 tahun lalu. Dokumenter tentang keseharian seorang artis LN yang sudah meninggal karena bunuh diri ga lama setelah Dokumenter tsb rampung.


Artis ini sebenarnya punya tabiat yg cerita, menyenangkan dan selalu berpositif thinking dengan orang lain.. Sampai pada akhirnya dia sudah kehilangan harapan dan kepositifan terhadap orang2 yg sudah di upayakan percaya berulangkali.

Kenapa begitu?
Entah lah, seringkali ditemukan dan fakta berseliweran yg netizen negeri sana juga negeri kita tau, kalau artis tersebut punya image ga bagus menurut ekspektasi netizen2 yg berharap semua artis dapat berperilaku bersahaja anti celah. Ditambah lah anti fans memperparah isue juga omongan2 yg ga bagus..

Padahal perkara akhir paling bold netizen2 toxic hakimi hanya karena dia ga make bra dan di ciuman dengan pacarnya.
Kalau bagi lingkungan LN sekalipun itu Asia, ya menurut ku... Ya apa sih yg begitu sampai di cerca bertubi2?

Soal make bra atau engga ya itu urusan orang lah, cape dan ga nyaman keles make bra seharian mau bagaimanapun sizenya.

Lalu yg kedua soal dia ciuman dengan pacarnya.
So what?
Di negara artis tsb, tinggal bareng, ML before marriage hingga tekdung duluan sebelum nikah aja udah biasa ko.
Kenapa masih repot dengan budaya yg udah ga tabu lagi di negara mereka?
Lgpl kan ga ngedrugs ini, yg lebih parah drpd 2 hal tsb.



Entah bagaimana rangka dokumenter ini dibuat.
Yang jelas, entah kenapa ada beberapa part yg meaning banget. Khususnya pada Eps.1 dan Eps.2 di closing..

Di Eps. 2 ini sih yg meaningnya nyesek banget..
Jadi ada sebuah kamera yg emang daya-nya itu cukup untuk 1 hari full. Dan di pengunjung hari seperti sebelum tidur misalnya, kameran tsb akan mati secara otomatis karena baterai habis.


Nah, pada momentum itu lah sebelum Eps.2 berakhir..
Dia menghitung dan berkata. .. "5, 4, 3, 2, 1"
"Ho? Apa ini? Ko tidak mati? Bukan kah biasanya sudah mati, ah... mungkin aku dapat lakukan lebih lagi."



Kata yg aku bold dan garis bawahi itu seperti tanda ke dirinya sendiri, untuk menyemangati dirinya sekali lagi untuk lakukan hal yg sama seperti sebelumnya..
Percaya kepada orang2, berpositif thinking dan terus jalanin hidup saja dengan orang yg support/suka dan tau diri kita seperti apa.

Sampai2 di opening dokumenter tersebut sang Narator bilang begini.
"Jika dalam 12 Eps ini kalian berubah pikiran tentang (nama artis tsb), genggam tangannya dan katakan maaf jika kalian bertemu atau hadir di acara ybs."


Kan gila banget gitu, ibaratnya kayak si Artis tsb semacam request ingin kerjasama dengan beberapa orang dan Stasiun TV dimana acara itu di tayangkah.. untuk membuat acara tersebut sebagai langkah akhir si Artis sebelum memutuskan secara mutlak mengakhiri semuanya dengan cara mengakhiri hidupnya juga.


Ya tragis dan ironinya masyarakat dunia dimana2 pasti ada aja yg seperti itu. Padahal lelah loh untuk percaya dan bangkit berulangkali cuma untuk ga kesepian dan mendapatkan teman dekat untuk bicara.

Ada sesi shoot dimana dia interview secara alami seperti ngobrol di sebuah resto dengan Managernya.
Disitu dia bilang kalau sebagian teman dekatnya menjauhi dan bahkan pergi dari hidupnya.. Karena takut kena hujatan juga.

Namun, emang dasarnya orang baik ya.. Dia ganti kalimat karena takut tsb dengan gini..
"... dapat dimengerti mereka sama lemahnya seperti aku, makanya mereka sadar sedari awal kalau tidak dapat menghandle 2 hal, yaitu aku dan dirinya sendiri jika terkena hujatan yg sama intense nan beratnya seperti ke diriku.."

Lebih gila lagi kan?
Jelas gila loh, dia yg butuh pertolongan dan toleransi dari orang2 malah dia yg terus2an menoleransi orang2 disekitarnya kenapa mereka berlaku begitu.
Sepositif itu loh, disaat mental dia pun sudah diambang batas.

Dan di akhir kata, dia bilang..
"Walaupun begitu aku tetap bersyukur, karena selalu dipertemukan oleh orang2 baik dan itu membuat ku lebih baik sekaligus bahagia sejenak.
Jadi aku tidak lupa bagaimana bahagia itu, wlwpn aku tidak bisa merasakan bahagia."



Sebenarnya orang seperti dia itu orang yg baik dan positif banget tentunya dengan mental yg kuat.
Tapi orang seperti dia pun bisa berakhir seperti itu kan benar2 keterlaluan sekali orang2 yg mempunyai lisan tajam nan lelucon yg tak berdasar.


Sayangnya, klo udah kesepian di tambah depresi dan mendapat judgement tiada hentinya seperti itu benar2 sudah ga dapat dengan mudah keluar dari pola juga zona kelam seperti itu.
Sepertinya aku paham..wkakaka..
Bacanya bngun tidur, jdinya belum 100 persen nyawaku..

Intinya mentalnya lemah se.. aku lebih suka orang yg kebal telinga darpd orang yang perasaannya tersunggingan.

Karena orang yg tersunggingan koitnya lebih cpt drpd orang yg kebal telinga.

Kita hidup di budaya timur, bukan budaya barat. Kl pngen cuek²an y hdup dan menetap d budaya barat.

Intinya adaptasilah dengan lingkungan..dengan budaya.

Setelah beradaptasi buatlah budaya yg salah menurutmu menjadi benar menurutmu. Budaya itu bisa di ubah kok tapi tidak dalam waktu singkat.

Miris se lihat artis itu. Resiko artis memang gtu. Kl gk kebal telinga gak usah jd artis, cari pekerjaan yg tidak mudah di hujat orang saja.

:full:
 
Kyk prnah dnger.. ini yg dri negri ginseng itu y teh pal...
Ya itulah mengapa kdang sy seneng bisa bantu temen mskpn hnya skdr jdi pendengar tmptny berkeluh kesah...
krn trkdg ssuatu yg di simpan sndri, suatu saat bs jd bom wktu klo tdk bs mngndalikn dri

Bener Mac~
Soalnya udah bertahun2, ga sebulan dua bulan juga dia digituin. Plus dia sendiri udah minta tolong loh kemana2.
Malah makin2 digituin bahkan ditinggalin.

Klo dibilang mentalnya lemah wah ga deh..
Dia bisa survive bertahun2 itu luarbiasa.
Ya mungkin kamu sedikit banyak tau seperti aku, klo netizen sana misalnya ga suka gimana, wlwpn aku dan kamu bukan pemuja fanatik sama Artis2 sana.
Mau si Artis udah buat karya atau join di suatu film apa, kayak percuma aja yang diliat part dia yg jelek lagi.
Betapa sulitnya loh lakuin effort itu.


Sebenarnya banyak ko artis negeri itu yg ga make beha, dan itu juga bukan suatu kejahatan. Toh dia ga bugil d jalan sambil jalan2 ditengah kota juga..
Menurut ku lebih parah orang exhib.
Karena ga ada juntrungannya.. cuma buat pemancing naikin nafsu doang.


Kadang susah Mac, hal kayak gini dianggap salahnya orang tsb yg pernah ngalamin... Jadi seseorang bisa tau rasanya diposisi si Artis klo udah ngalamin dulu, entah ngalamin 1/4 atau 1/2 atau sama seperti ybs pernah alami.

Klo belom... ya bakalan ignore, they didn't know that, or maybe even didn't care for that.
 
Last edited:
Back
Top